medusaffir
Jumat, 11 April 2014
Dia yang...
Perempuan itu berjalan, menatap lantang kearah panah zaman..
Matanya pun kini tak mampu menahan,
Jutaan bayangan dari sekian ribu rintangan..
Jatuh, Berdiri, Hanyut, Bahkan saat ia tenggelam
Ia masih berusaha untuk berkata
"Aku sanggup"
Bahunya mulai bergetar, saat luka hatinya mulai melebar
Ditengah desakan waktu, seakan tak memberinya kesempatan
Untuk sejenak menikmati indahnya awan,
Atau sekedar menikmati nyanyian pagi,
Ragu pun tak dapat dibantahkan,
Kakinya kini mulai melemah, tapi tangannya masih mengepal
entah dendam, atau rasa sakit yang ia tahan,
tapi semangatnya tidak memadam..
Dia percaya, saat kata harapan masih bergema,
maka mimpi itu bukan hanya sebuah cerita,
tapi penghangat bagi dinginnya sebuah jiwa.
Perempuan itu berjalan, dengan api yang membara dalam jiwanya,
jika hati boleh mati, tapi tidak dengan semangatnya
Rohnya masih mampu menopang,
tulang-tulang yang tertanam dalam dagingnya..
Perempuan itu tidak berlari, dia hanya berjalan
dia tidak tergesa-gesa, bahkan kadang dia terdiam
jika hidup memberikannya luka,
maka waktu yang akan memulihkannya..
Langganan:
Komentar (Atom)